Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2018

Reaksi Terhadap Perilaku Buruk Anak

“wah.. ngompol lagi! Diapakan ya ini enaknya!” nada tinggi saya terhadapnya sore kemarin. Si anak berusia 3 tahun itu menjawab “di pel” Seketika saya sadar, dia adalah anak balita yang masih dalam tahap belajar untuk mengontrol dirinya saat ia ingin pee . Dalam satu hari itu dia sudah mengompol sebanyak 2 kali. Ya, memang cuma dua kali saja yakni saat di siang hari dan sore setelah ashar, dan dia juga jarang sekali ngompol, pun dia sudah bisa “ matur ” kalau kebelet pipis, biasanya dia selalu bilang, tapi tidak tuk hari itu dan kadang beberapa kali juga begitu. Reaksi pertama yang mungkin biasa diberikan adalah marah dimana kita menggunakan otak reaktif kita terhadap perilaku anak yang tidak kita suka. Alih-alih membiarkan otak bawah yang reaktif dan emosional mendominasi dan mendikte perasaan lebih baik kita terkoneksi dengan anak terlebih dahulu. Bagaimana kita bereaksi sangat berpengaruh penting terhadap otak, ketika otak bawah yang digunakan, reaksi yang diberikan adalah ...